Agenda tahunan MAA Banda Aceh tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Banda Aceh Mairul Hazami, Rabu (19/4/2017) malam.
Mairul mengatakan, dalail khairat merupakan salah satu bentuk syiar Islam yang sudah menjadi adat dan budaya masyarakat Aceh.
Tradisi Islam yang sudah mendarah-daging dalam kehidupan sosial dan sejarah masyarakat ini, sebutnya lagi, harus dihidupkan secara terus menerus, sehingga dapat menjadi trend di kalangan pemuda.
“Dengan begitu, dalalil khairat akan dapat menjadi filter terhadap arus globalisasi dan imperialisme budaya asing,” katanya.
Tradisi dan budaya Islami seperti ini merupakan jiwa kita sebagai sebuah bangsa. Ia sudah terstruktur dan sedemikian kuat dalam perjalanan sejarah endatu kita. Hal tersebut tergambar jelas dalam sebuah hadih maja; Adat ngen hukom lagee dzat ngen sifeut, syit ka hanjeut meupisah dua.
Pemko Banda Aceh, sambungnya, sangat mendukung berbagai upaya yang dilakukan dalam rangka menghidupkan syiar Islam di gampong-gampong.
Sebelumnya di tempat yang sama, Ketua MAA Banda Aceh Sanusi Husen yang juga menjadi ketua panitia menyebutkan perlombaan dalail khairat ini diikuti oleh sembilan grup yang masing-masing mewakili sembilan kecamatan dalam wilayah Banda Aceh.
Sebagai hadiah lomba, ujarnya, pihaknya selaku panitia menyediakan trofi plus dana pembinaan. “Untuk Juara I kita berikan trofi dan dana bantuan pembinaan sebesar Rp 6,1 juta, Juara II trofi dan dana pembinaan Rp 5,1 juta, dan Juara III berhak atas trofi plus dana Rp 4,1 juta. Kepada grup peserta lainnya kami juga menyediakan hadiah masing-masing Rp 1 juta.”
“Kegiatan ini kami gelar untuk menghidupkan kembali kearifan lokal yang ada pada masyarakat Aceh khususnya Kota Banda Aceh. Harapan kita semua tentunya dengan telah membudaya kembali Dalail Khairat di gampong-gampong,” katanya. [Red]
mantap, moga kedepannya anak2 muda 'pun semangat ngaji
BalasHapus